Menyadari betapa pentingnya suatu organisasi sebagai wadah paguyuban atau wadah silaturahim, maka atas inisiatif beberapa orang tokoh pensiunan Bank Rakyat Indonesia di Yogyakarta, dengan mengundang teman-teman pensiunan dari Solo, Magelang dan Purworejo diadakanlah pertemuan pada tanggal 17 Maret 1969 untuk membentuk Perkumpulan dan nama Perkumpulan Purnawirawan Bank Rakyat Indonesia dan menunjuk Bapak Djarkasi sebagai Ketua Kehormatan.
Direksi Bank Rakyat Indonesia dengan surat No B.16-34363/1969 tanggal 22 Agustus 1969 menyambut baik dan mengucapkan selamat atas berdirinya Perkumpulan Purnawirawan Bank Rakyat Indonesia.
Mengingat bahwa Perkumpulan Purnawirawan Bank Rakyat Indonesia didaerah lainnya di Pulau Jawa jumlahnya semakin banyak, namun masih berdiri sendiri-sendiri serta belum berhubungan secara organisatoris satu nama lain, maka perlu segera diusahakan terbentuknya satu persatuan pensiunan yang mempunyai Pusat dan Pengurus Besar. Untuk itu, maka pada tanggal 1 Juli 1969 dibentuklah suatu Panitia Mubes untuk mendirikan Persatuan Purnawirawan Bank Rakyat Indonesia, dan ditunjuk sebagai ketua adalah Bapak Tasmijan Hadipratomo dengan Penasehat Bapak R. Djarkasi.
Para tokoh penggagas berdirinya PPBRI adalah para perintis yang turut serta membangun, mengembangkan dan menegakkan Bank yang sekarang ini Namanya menjadi Bank Rakyat Indonesia sejak dari Zaman Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan yaitu : Bapak R. Djarkasi, Bapak M. Soekardjo, Bapak Harsono Gondowijoto, Bapak R. Soerjono Tirtodiprodjo, Bapak S. Marsono, Bapak R. Th Harsojo, Bapak M. Dradjat Soemosoedirdjo, Bapak Takmid, Bapak M. Soekarsan, Bapak Soentono R. Soebardijo Hartowirjono dan Bapak Udosoemarto.
Pada tanggal 20 September 1969, diselenggarakaanlah Musyawarah Besar (MUBES) PPBRI yang Pertama di Yogyakarta. Dalam Mubes ini, Direksi BRI berkenan memberikan kata sambutan. Salah satu kepututsan Mubes adalah membentuk Persatuan para Pesiunan Bank Rakyat Indonesia yang diberi nama Persatuan Purnawirawan Bank Rakyat Indonesia disingkat PPBRI berkedudukan di Yogyakarta dengan Ketua Umum terpilih Bapak M. Sukardjo, dan Ketua Harian Bapak R. Soerjono Tirtodiprodjo. Tanggal 20 September inilah secara resmi ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Persatuan Pensiunan Bank Rakyat Indonesia.
Pada tanggal 10 Januari 1972 tempat kedudukan PB PPBRI pindah dari Yogyakarta ke Solo. Selanjutnya pada tanggal 26 April 1987 tempat kedudukan PB PPBRI pindah lagi dari Solo ke Jakarta hingga sekarang.
Pada tanggal 13 Agustus 1987, Rapat Pleno Pengurus Besar PPBRI memutuskan perubahan nama Organisasi Persatuan Purnawirawan BRI menjadi Persatuan Pensiunan Bank Rakyat Indonesia, disingkat PPBRI. Hal ini dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan Undamg-Undang No.8/1985 dan Peraturan Pemerintah No.18/1986 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Pada tanggal 30 Agustus 2013 PPBRI berubah status menjadi Badan Hukum Perkumpulan sesuai keputusan Kemenkumham RI No. AHU-167.AH.01.01 Tahun 2013 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI Tanggal 4/4 – 2014 No. 27.
Pada tanggal 28 Oktober 2022, Berdasarkan Keputusan Kemenhukham RI No. AHU-0001984.AH.01.08. Tahun 2022, telah disetujui Perubahan Perkumpulan Persatuan Pensiunan Bank Rakyat Indonesia periode 2022 – 2026.
Organisasi PPBRI saat ini terdiri dari : Pelindung PPBRI, Penasehat PPBRI, Badan Pengawas PPBRI, Pengurus Pusat PPBRI, 17 Koordinator Wilayah dan 300 PPBRI Cabang, dengan jumlah anggota sebanyak 27.539 peserta per Agustus 2021. PPBRI mempunyai 1 yayasan yaitu Yakespen BRI yang merupakan penggabungan dari Yayasan Bahtera Bara Wangsa (YBBW) dan Yayasan 1895 serta 1 perusahaan anak yaitu PT. Sinar Usaha Cemerlang (PT. SUC).
Adapun Ketua Kehormatan, Ketua Umum, dan PLT Ketua Umum PP PPBRI yang terpilih melalui Mubes I-XIV, dan Mubeslub 2007 serta Rapat Lengkap PB PPBRI bulan September 2018 adalah :
